Proud Friend
Akhir Minggu ini ku dikejutkan oleh teman-teman dekatku.
Jumat malam kemarin, tiba-tiba mereka mengajaku untuk 'nongkrong' di tengah area kota. Tumben, dulu sebelum menikah, biasanya aku yang ajak. Katanya mereka ingin bercerita, akhirnya kami janjian jam 7:30 malam dan seperti biasa, aku yang datang duluan haha.
Anehnya, setelah aku datang, tiba tiba hujan sangat deras dan aku mulai berpikir bahwa mungkin mereka tidak datang, sehingga aku hanya akan menghabiskan es coklat-ku sembari menunggu hujan reda. Namun 10 menit kemudian datanglah temanku, naik motor, basah kuyup. ANEH, biasanya tidak seperti itu. Ku seruput coklatku dan berpikir "berarti ini hal yang sangat penting". Tidak lama berselang temanku satunya lagi datang dengan mobil. ANEH JUGA, biasanya dia memilih tidak datang.
Oh iya, tempat kami berkumpul bukanlah kafe bagus, hanya warkop sederhana, dengan nuansa yang nyaman, karena Sabtu dan Minggu libur + sudah ISO (Istri Sudah Oke) haha. Menu kami kali ini hanya minuman dan kentang goreng, niat kami memang hanya untuk bercerita.
Seperti biasa, pembahasan dibuka dengan urusan pekerjaan, update project, dan isu di area masing-masing. Kerjaan kami masih relate satu sama lain walau tidak sering bersinggungan. Malam Semakin larut dan hujan masih deras, pembicaraan kami mengarah ke hal yang lebih serius. Mereka bertanya tanya tentang pernikahan, mereka masih single namun topik ini tidak pernah dibahas sebelumnya, mereka bertanya banyak padaku tentang biaya pernikahan, persiapan, setelah menikah, hingga meminta saran terkait kondisi mereka. Aku tau semua temanku pekerja keras dan 'lurus2' saja, namun kondisi mereka dibebankan oleh tanggung jawab lain yang tidak bisa mereka lepas.
Mereka ingin mencari pendamping, namun sadar untuk menikah butuh modal yang besar, karena disini erat terkait adat dan tradisi suku sukunya, ditambah keinginan untuk tinggal sendiri setelah menikah, yang masih sulit terealisasi karena harga rumah yang melambung. Sampai pada satu titik, aku terdiam karena bingung terkait hambatan yang mereka alami, karena aku sadar, jika aku diposisi tersebut aku tetap tidak tau jalan keluarnya. Namun aku bangga, mereka sudah beranjak dewasa, mereka sudah mulai serius terhadap rencana hidup selanjutnya.
Dulu mungkin kami adalah sekelompok anak kecil yang memiliki mimpi bermacam-macam, anak kecil yang suka main game dan menonton kartun. Tapi semua harus bertumbuh, mereka sudah mulai dewasa yang sesungguhnya. Pertemuan itu kami tutup dengan ekspresi lega di wajah kami, seakan sudah mengeluarkan unek2 yang selama ini dipendam.
Keesokan harinya, salah satu temanku (N) datang ke rumah dan memintaku untuk mengajarinya cara 'ngegym'. SANGAT ANEH, temanku yang satu itu dulu paling tidak suka olahraga. Bahkan dia langsung membeli perlengkapan dan susu protein, dan bilang bahwa akan mencoba membership langsung setahun. Aku kaget, tapi juga senang hahaha, jujur aku sudah lebih dari 5 bulan tidak olahraga karena banyak kebutuhan, tau temanku sangat bersemangat, aku langsung temani ke gym terdekat dan ikut dia, kuajari dasarnya, dan aku kaget pecinta kopi tersebut akhirnya minum air putih yang banyak.
Something happen. Ku harap semua usaha dan doa teman temanku dikabulkan dan berbuah manis.
Comments
Post a Comment